HIMATETA Teknik Mesin dan Biosistem Selenggarakan Pelatihan Drone Mapping 

Agricultural Engineering Training (AET) 2021

Peta digital saat ini sudah digunakan untuk berbagai kebutuhan. Hal yang paling sederhana, saat kita menanyakan alamat seseorang maka kita akan bertanya pin lokasi (lokasi geografis) dari tempat yang kita ingin tuju. PIN lokasi ini adalah contoh informasi geografis berupa titik yang merupakan 3 komponen utama informasi spasial yaitu: titik, polygon dan garis. Selain informasi ini, saat ini juga berkembang Teknik remote sensing (penginderaan jarak jauh) untuk menampilkan informasi spasial dalam bentuk raster (gambar).

Salah satu perangkat yang digunakan untuk memperoleh citra ini adalah satelit. Satelit memiliki keunggulan diantaranya datanya akan diambil pada jadwal tetap. Kelemahan satelit adalah resolusi citra yang diperoleh tidak besar dan jika ada awan maka akan terkendala. Kemudian berkembang Teknik pengambilan citra bumi dengan menggunakan pesawat. Namun, karena harganya yang cukup mahal maka citra dari foto udara dari pesawat ini tidak lagi banyak digunakan.

Beberapa tahun terakhir, drone atau unmaned aerial vehicle (UAV) lebih banyak digunakan untuk melakukan pengambilan gambar (citra) bumi yang digunakan untuk pemetaan. Himateta yang merupakan himpunan profesi mahasiswa Departemen Teknik Mesin dan Biosistem memperkenalkan pemetaan dengan menggunakan drone melalui Agricultural Engineering Training (AET) yang diselenggarakan pada 16, 24 dan 25 April 2021 melalui media Online (zoom) .

Trainer pada kegiatan ini adalah Dr. Supriyanto (Dosen GIS, Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem) dan Bobin Sebayang S.T (mahasiswa pascasarjana Teknik Pertanian Biosistem). Materi pada sesi pertama adalah pengenalan UAV/drone untuk keperluan umum dan pertanian. Selanjutnya, dilakukan pelatihan Teknik pengambilan citra dengan drone dimulai dari perencanaan (pre-flight), melakukan stitching citra, dan melakukan layouting dengan menggunakan Quantum GIS (QGIS). QGIS adalah perangkat lunak GIS yang dapat digunakan secara gratis.

Selain QGIS, IPB University melanggan juga lisensi ARCGIS yang dapat digunakan untuk melakukan pemrosesan citra yang diperoleh dari UAV/drone. Peserta dalam pelatihan ini terdiri dari mahasiswa dari Departemen Teknik Mesin dan Biosistem (TMB) dan juga dari berbagai Universitas di Indonesia. Salah satu peserta mengaku dari Bengkulu saat kegaiatan.

Pemetaan ini sendiri sangat bermanfaat dalam bidang pertanian yang mendukung SDGs Zero Hunger. Selaini itu, kegiatan ini juga dapat mendukung SDGs yang lainnya.