Mahasiswa Departemen Teknik Mesin dan Biosistem IPB University membuat sebuah inovasi yaitu kompor berbahan bakar crude biodiesel dengan memanfaatkan limbah minyak jelantah.

Mereka adalah Faiz Harisa Ihsan, Maulin Salwa, Nadya Fazira Islah Mahdania, Hanifa Farafisha, Muhammad Mu’tashim Billah yang dibimbing langsung oleh Bapak Lilis Sucahyo S.TP, M.Si.

Faiz Ihsan selaku ketua tim mengatakan, “ iptek ini kami buat untuk membantu pengusaha kerupuk kulit di daerah Bogor. Bapak holil selaku pemilik usaha, bercerita bahwa dalam sehari pabrik nya mampu menghabiskan lebih dari 7 tabung gas LPG atau setara dengan 21 kg, dan hal itu membuat biaya produksi meningkat. Belum lagi keberadaan tabung gas LPG yang mulai dibatasi, dan penurunan keuntungan dampak dari pandemi membuat pak holil cukup kualahan untuk mencari cara mengurangi biaya produksi. Selain itu, pak Holil yang merupakan pemiliki pabrik kerupuk ini memberitahu bahwa minyak jelantah hasil limbah penggorengan dibiarkan menumpuk, tidak pernah dimanfaatkan hanya di buang begitu saja sehingga dapat mencemari lingkungan.”

Hal itulah yang mendasari kelima mahasiswa ini membuat kompor berbahan bakar crude biodiesel dengan memanfaatkan limbah minyak jelantah yang ada di  pabrik kerupuk pak holil, tujuan utama dari kelima mahasiswa ini ialah mencari sumber energi alternatif lain dan mendesain sebuah teknologi yaitu High Pressure Stove dengan berbahan bakar crude biodiesel dari minyak jelantah. Kemudian Membantu mitra menyelesaikan permasalahan dengan meminimalisir pembuangan minyak jelantah dan  tentu dengan adanya iptek ini dapat membantu menghemat pemakaian gas serta meningkatkan keuntungan pada mitra.

Menurut Faiz, capaian dari alat hasil buatan timnya dalam meningkatkan kualitas kerja di pabrik kerupuk Pak Holil yaitu bisa menghemat penggunaan bahan bakar sebesar Rp 87.772 dibandingkan LPG dan pengoprasian alat tergabung menjadi satu sehingga dapat mempermudah pemilik usaha dalam pengolahan limbah menjadi bahan bakar baru yang dapat langsung digunakan dalam waktu yang cepat.

Dengan inovasi tersebut tim dari IPB ini berhasil lolos pendanaan PKM PI Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tahun 2021.

Pengujian alat karya mahasiswa IPB ini untuk pertama kalinya terlaksana pada akhir agustus lalu bertempat di pabrik kerupuk Pak Holil, tim dari IPB ini mendapat respon positif dari pihak terkait. Pak Holil, mengatakan “Dengan adanya teknologi adik adik ini, insyallah kita bisa lebih baik lagi. Kita tinggal belajar dengan adik adik cara mempergunakannya, tadi udah dipaparkan, udah di kasih tau kita sedikit mengerti. InsyaAllah, harapannya bisa membantu produk kami terutama dari bahan bakar yang tadinya tinggi jadi berkurang. Sehingga mengurangi biaya produksi.”

Dengan beberapa keunggulan yang dimiliki alat ini, maka alat ini sangat berpotensi nyata untuk diterapkan dan dikembangkan lebih jauh untuk membantu para pemilik usaha makanan yang menggunakan minyak goreng dalam kesehariannya untuk proses produksi olahan.